Kimberly Moss, remaja Norwegia yang menggiurkan, sangat ingin mengeksplorasi hasratnya yang terdalam. Dia sangat menginginkan rasa dominasi, merindukan untuk dikendalikan dan dibimbing oleh kekuatan yang kuat. Bingkai rampingnya, yang menonjolkan ketidakberbuluannya, adalah kanvas yang sempurna untuk permainan kekuasaan dan kepasrahan. Dengan senyum nakal, dia dengan antusias menyerahkan pada kenikmatan berkerah, setiap gerakannya ditentukan oleh rantai. Si nakal muda ini bukan sembarang anak berusia 18 tahun; dia adalah gadis yang berapi-api dan tidak terpuaskan yang menikmati permainan yang mendebarkan. Agresi dan agresinya yang menawan membuat penglihatannya menjadi penghalang. Dia memelototikan kepala penguji ke dalam dunia, memelotot testisnya yang halus, menurunkan hasratnya untuk menangkap hasratnya, memperlihatkan hasratnya yang tak tertahankan.